-->

Tata Kelola Managemen Produksi Pertanian Perlu Di Perbaiki

FLUKTUASI harga, Kualitas Komodity, kontinuitas Produksi masih menjadi masalah dalam dunia pertanian di sekitar kita. Hal tersebut menjadi penyebab lemahnya daya saing dan lemahnya bargaining petani dengan marketing.

Tidak adanya pemisahan antara penyediaan bibit, pembesaran dan marketing adalah menjadi salah satu penyebab silang karutnya tata niaga komodity pertanian, Hal tersebut terjadi di berbagai daerah. meski pun sudah ada beberapa daerah yang sudah mulai fokus pada penyediaan bibit siap tanam.

Dalam tata kelolanya akan lebih efektif jika terpisah antara Breeder, Grower dan Marketing.
breeder akan lebih fokus pada pengadaan dan penyiapan bibit siapa tanam yang berkwalitas. Sehingga Breeder bisa memastikan bahwa bibit yang disiapkan untuk para petani Grower memang berkualitas.

Disini sebuah Breeder akan melakukan penelitian, pengkajian dan inovasi baru dalam penyedian kualitas benih.

Sementara Grower akan lebih fokus pada perawatan masa pertumbuhan hingga panen. Sudah tidak pusing lagi dengan penyemaian benih. Dia hanya akan fokus pada penyediaan lahan produksi, penanaman, perawatan dan panen.


Setelah fase panen, masuklah marketing. Bisa melalui kerjasama antar perusahaan maupun perorangan.

Dengan pola terpisah ini, maka fokus para petani akan lebih intens diruang masing-masing. mengingat kebutuhan komodity pertanian baik sayuran, Bunga Potong, tanaman Proyek dan lain-lain selama ini semakin besar.

Di belanda sudah menerapkan pola ini puluhan tahun yang lalu. Disana sudah terbangun sistem yang baik yang terus di pantau oleh pemerintah. Dari mulai Breeder, Grower hingga Marketing melalui sistem lelang seperti di Alsmeer.

Lalu kapan Indonesia akan bisa mengadopsi pola seperti ini?
Beberapa komodity sudah melakukan sistem ini, seperti penyediaan DOC ayam. Breeder bertugas menyediakan Bibit ayam ( DOC ), Sementara petani masuk dalam tingkatan Grower.

Namun dalam kontek ayam, Semua hampir dikuasai oleh satu perusahaan besar. Dari mulai Pakan, Bibit, harga pasaran hingga pemasaran. Posisi petani menjadi lemah karena semua bergantung pada satu perusahaan besar.

Dengan pola tata kelola terpisah tersebut maka akan mudah terpantau jumlah kebutuhan pasar, stok di lapangan hingga bagaimana mengatur pemasaranya, Seperti contoh Bunga Potong Jenis Crysanthemum. Saat ini petani membuat bibit sendiri, menyediakan mother Plant sendiri, membesarkan sendiri hingga menjual sendiri. 

Varietas yang di produksipun sangat banyak jenisnya. Sehingga mempengaruhi kualitas produksinya.
dan akhirnya terjadi persaingan tidak sehat antar petani terutama pada masalah harga. Kualitasnya pun juga beragam alias tidak seragam.

Serangan penyakit akan mudah menyerang varietas yang lain.
petani Grower akan lebih baik jika memelihara 1-2 varietas. Sehingga antara satu petani dengan petani yang lain mempunyai perbedaan produksi, Dampaknya tentu tidak akan ada persaingan harga, krn memang berbeda varietas produksinya.

Hal serupa juga bisa di terapkan dalam produksi sayur. Jika dalam satu wilayah ditemukan banyak petani, maka perlu disiapkan satu petani khusus penyediaan bibit, sehingga Petano Grower tinggal membeli dan membesarkan hingga masa panen.

Selain masalah tersebut diatas, perlu pula dilakukan pemetaan komodity., Sehingga masing-masing wilayah akan memiliki komodity unggulan.

0 Response to "Tata Kelola Managemen Produksi Pertanian Perlu Di Perbaiki"

Posting Komentar

Ingat Wisata ke Jogja, Ingat Lezatnya Jogja Scrummy

Dude Harlino artis sekaligus aktor nasional mempersembahkan oleh-oleh hits dan kekinian Jogja Scrummy. Jogja Scrummy merupakan perpadu...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel